Persaingan Game Mobile Offline Masih Ada Meskipun Banyak yang Menyukai Game Online
Jakarta - Arief Widhiyasa, Founder dan CEO Agate Gamings, mengatakan video game mobile single player atau berbasis offline, masih bisa bersaing dengan online.
Hanya saja kesempatannya sungguh kecil."Jadi kalau misalkan melihat leading 100 making game di Indonesia, solitary gamer dan sosial hanya 15%. Sisanya itu pasti multiplayer dan online," kata Arief di konferensi pers on the internet Google Play Points, Jumat (5/11/2021).
Menurutnya, kalau memang ingin menjadi besar, selain secara revenue, tetapi juga skala dari minat gamer, maka pilihan tepatnya mengembangkan video game multiplayer. Karena hal tersebut merupakan sebuah masa depan.
"Kita pun pastinya lebih seru bermain bersama teman, dibandingkan sendiri. Jadi memang kita makhluk sosial dan hal itu wajar, bahwa ini kenyataan yang terjadi," Tutur Arief.
Terkait strategi yang akan dilakukan Agate Games untuk bersaing, Arief menjelaskan setidaknya ada dua hal. Pertama yaitu transfer pengetahuan, dengan cara menarik beberapa global talent, untuk membantu mereka tumbuh lebih cepat.
Kemudian cara kedua, memperkirakan hal yang akan terjadi ke depannya. Seperti game populer pada tiga hingga lima tahun ke depan di industri ini.
"Dari penelitian tersebut, menyimpulkan bahwa dahulu video game populer dapat dijalankan pada system spek rendah merupakan strategi tepat untuk dilakukan. Akan tetapi, sekarang itu adalah sebuah keharusan," kata Arief.
Arief menambahkan, beberapa video game sukses dari absolutely nothing to hero, strategi digunakan cukup sederhana. Dengan mengamati gampelay suatu video game yang sudah jelas, lalu disesuaikan kepada ponsel paling murah pun bisa memainkannya.
"Untuk saat ini Agate sudah memiliki beberapa strategi. Semoga strategi ini benar dan kita baru bisa mengetahuinya tiga hingga lima tahun ke depan," tutup Arief.
Hanya saja kesempatannya sungguh kecil."Jadi kalau misalkan melihat leading 100 making game di Indonesia, solitary gamer dan sosial hanya 15%. Sisanya itu pasti multiplayer dan online," kata Arief di konferensi pers on the internet Google Play Points, Jumat (5/11/2021).
Menurutnya, kalau memang ingin menjadi besar, selain secara revenue, tetapi juga skala dari minat gamer, maka pilihan tepatnya mengembangkan video game multiplayer. Karena hal tersebut merupakan sebuah masa depan.
"Kita pun pastinya lebih seru bermain bersama teman, dibandingkan sendiri. Jadi memang kita makhluk sosial dan hal itu wajar, bahwa ini kenyataan yang terjadi," Tutur Arief.
Terkait strategi yang akan dilakukan Agate Games untuk bersaing, Arief menjelaskan setidaknya ada dua hal. Pertama yaitu transfer pengetahuan, dengan cara menarik beberapa global talent, untuk membantu mereka tumbuh lebih cepat.
Kemudian cara kedua, memperkirakan hal yang akan terjadi ke depannya. Seperti game populer pada tiga hingga lima tahun ke depan di industri ini.
"Dari penelitian tersebut, menyimpulkan bahwa dahulu video game populer dapat dijalankan pada system spek rendah merupakan strategi tepat untuk dilakukan. Akan tetapi, sekarang itu adalah sebuah keharusan," kata Arief.
Arief menambahkan, beberapa video game sukses dari absolutely nothing to hero, strategi digunakan cukup sederhana. Dengan mengamati gampelay suatu video game yang sudah jelas, lalu disesuaikan kepada ponsel paling murah pun bisa memainkannya.
"Untuk saat ini Agate sudah memiliki beberapa strategi. Semoga strategi ini benar dan kita baru bisa mengetahuinya tiga hingga lima tahun ke depan," tutup Arief.
Komentar
Posting Komentar